Selasa, 23 Juli 2019

TIGA LELAKI LANGKA

KISAH TIGA LELAKI LANGKA

Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda:

اشْتَرَى رَجُلٌ مِنْ رَجُلٍ عَقَارًا لَهُ فَوَجَدَ الرَّجُلُ الَّذِي اشْتَرَى الْعَقَارَ فِي عَقَارِهِ جَرَّةً فِيهَا ذَهَبٌ فَقَالَ لَهُ الَّذِي اشْتَرَى الْعَقَارَ: خُذْ ذَهَبَكَ مِنِّي إِنَّمَا اشْتَرَيْتُ مِنْكَ الْأَرْضَ وَلَمْ أَبْتَعْ مِنْكَ الذَّهَبَ. وَقَالَ الَّذِي لَهُ الْأَرْضُ: إِنَّمَا بِعْتُكَ الْأَرْضَ وَمَا فِيهَا. فَتَحَاكَمَا إِلَى رَجُلٍ فَقَالَ الَّذِي تَحَاكَمَا إِلَيْهِ: أَلَكُمَا وَلَدٌ؟ قَالَ أَحَدُهُمَا: لِي غُلَامٌ. وَقَالَ الآخَرُ: لِي جَارِيَةٌ. قَالَ: أَنْكِحُوا الْغُلَامَ الْجَارِيَةَ وَأَنْفِقُوا عَلَى أَنْفُسِهِمَا مِنْهُ وَتَصَدَّقَا

Ada seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari seseorang. Ternyata di dalam tanahnya itu
 terdapat sepeti emas. Lalu berkatalah orang yang membeli tanah itu kepadanya: “Ambillah emasmu, sebetulnya aku hanya membeli tanah darimu, bukan membeli emas.”
Si pemilik tanah berkata kepadanya: “Bahwasanya saya menjual tanah kepadamu berikut isinya.”
Akhirnya, keduanya menemui seseorang untuk menjadi hakim. Kemudian berkatalah orang yang diangkat sebagai hakim itu: “Apakah kamu berdua mempunyai anak?”
Salah satu dari mereka berkata: “Saya punya seorang anak laki-laki.”
Yang lain berkata: “Saya punya seorang anak perempuan.”
Kata sang hakim: “Nikahkanlah mereka berdua dan berilah mereka belanja dari harta ini serta bersedekahlah kalian berdua.”
Sungguh 3 lelaki ini adalah lelaki langka di zaman sekarang. Dari si penjual tanah, pembeli maupun sang hakim. Semua tak tergoda dengan sepeti emas.
Mungkin ketika kisah ini berulang di masa sekarang. Si pembeli takkan mengembalikan sepeti emas tadi. Ia mengatakan "ini tanahku maka harta yang ada didalamnya adalah milikku".
Jika pun si pembeli tanah mengembalikan sepeti emas maka bisa saja si penjual mengatakan "iya peti ini milikku" pun takkan ada yang tahu jika ia berkata tak jujur.
Atau jikapun masalah ini sampai ke hakim. Hakim bisa saja berkata " jika tdk ada yang mau, sumbang saja ke yayasan saya".

Begitulah Rasulullah memberikan contoh dengan kisah yang sangat menarik. Ternyata sepeti emas itu tidak menarik dimata mereka. Yang menarik itu ridhanya Allah saja.

Sungguh jika ada di zaman sekarang pasti mereka akan di sebut lelaki aneh di Zaman yang serba dinilai dengan materi, uang dan kemewahan. Tak peduli syariat di langgar.
Maka bagi kita yang di sebut aktifis harus belajar dari kisah diatas, bagaimana bermuamalah dengan sesama. Tampilan aktifis dakwah dapat disimpulkan dari 5 hal:
1. Shalat (menjaga shalat Fardhu 5 waktu berjamaah dan Shalat Shalat sunnah)
2. Tilawah (menjaga tilawah Quran minimal 1 juz perhari)
3. Jundiyah (selalu siap sedia menerima dan melaksanakan perintah kebaikan kapan dan dimana saja)
4. Khuluq (memiliki akhlak yang baik dalam semua hal)
5. Basathah (sederhana dalam penampilan, Simpel, Fleksibel, tidak berlebihan)
Wallahul musta’an.
Jazakallahu khairan kepada Ustadz Ghufran Zarly atas tausiahnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APA KABAR JIWA

Apa kabar Jiwa Masihkah kau terwarnai  dengan bekasan teduh Ramadhan Atau engkau tak sadar   pergi sedikit menjauh dari semangat  yang kau p...