Jumat, 28 September 2018

JODOH

Allah menciptakan sesuatu di alam semesta ini  berpasang-pasangan. Fitrah manusia untuk menemukan pasangannya.  Segala usaha pun dilakukan dalam mencari tambatan hati. Salah satunya berdoa agar Allah memberikan pasangan yang sholeh/ah. Pada akhirnya Allah yang menetapkan siapa yang menjadi jodoh seseorang, karena jodoh adalah bagian dari ketentuan Allah.

Dalam satu buku "Menebus Badai Rumah Tangga Dengan Cahaya Alquran" Ustazd Abdul Aziz Abdur Rouf, lc menjelaskan 5 model jodoh pasangan suami istri di dalam Alquran yang kita temui dalam realita kehidupan. Allah sebutkan didalam surat At tahrim :10-12.

1. Nabi Nuh as dan Nabi Luth as. Adalah contoh suami yang baik, namun memiliki istri yang tidak sesuai harapan. Namun Beliau berhasil menjadi suami yang sabar, selalu istiqamah dan berusaha membimbing keluarga, tidak terbawa oleh kondisi istri yang tidak taat kepada Allah. Walaupun akhirnya istrinya tetap bertahan di dalam kesesatannya, bahkan Allah menyebut sang istri sebagai ahli neraka.

2. Istri Firaun ( Asiyah binti Muzahim) adalah contoh istri yang sholehah, sedangkan suaminya sangat tidak taat kepada Allah. Namun justru dengan bersuamikan Firaunlah, telah mengantarkan Asiyah sebagai mukminah yang bersabar dan wafat sebagai syahidah di jalan Allah. Dan mendapat rumah di surgaNya.

3. Maryam binti Imran adalah contoh muslimah yang sampai akhir hayatnya tidak mendapat jodoh. Tentu wanita manapun tidak menginginkan kondisi ini. Namun dengan kesadarannya justru kondisi jomblonya yang mengantarkannya mendapat predikat sebagai minal qaanitiin ( sama derajatnya dengan laki-laki yang taat)

4. Rumah tangga yang diharapkan oleh setiap manusia  yaitu  rumah tangga yang serasi, sebagaimana dijelaskan dalam surat Ar Rum:21. Suami istri saling membahagiakan satu dengan yang lain. Tentu berarti tidak ada tantangan, namun jika dibandingkan dengan tiga kehidupan diatas, tipe in jauh lebih ringan ujian dan tantangannya. Kepada mereka yang dikaruniai rumah tangga seperti ini, sudah harusnya bersyukur kepada Allah dengan lebih serius menghasilkan generasi yang shaleh dan shalehah yang memberi manfaat besar bagi umat.

5. Adapun rumah tangga yang dua-duanya sama-sama jelek dan jahat. Baik aqidahnya, akhlaknya dan sikapnya terhadap islam, adalah rumah tangga yang di jelaskan dalam surat Al lahab. Abu lahab dan Ummu jamil, dua-duanya sama-sama kafir, membenci Rasulullah dan memerangi Islam. Semoga Allah menyelamatkan kita dari rumah tangga model ini.

Apa yang dialami Nabi Nuh dan Nabi Luth, Asiyah dan Maryam serta siapapun yang mengalaminya, tentu suatu kondisi yang tidak di harapakan, tak seorang pun ingin mengalaminya. Namun jika setelah berdoa dan berusaha sebanyak mungkinm tetapi hasilnya tak sesuai dengan harapan, maka tidak ada lagi yang dapat di lakukan kecuali bersabar dan menerimanya sebagai ujian kehidupan. Di balik ujian itu pasti ada hikmahnya.

Jadi apapun kondisi rumah tangga seorang mukmin, tidak ada yang disebut gagal selama menjadikan nya selalu kembali kepada Allah. Justru hikmah ujian dalam rumah tangga adalah agar manusia di tarbiyah  dibina) oleh Allah bahwa sumber hidup bahagia dan sukses adalah hidup mengandalkan rahmat Allah.

Senin, 13 Agustus 2018

MEMBANGUN RUHIYAH ANAK

Inilah kisah yang di ceritakan oleh Imam  Al-Ghazali didalam kitab Ihya Ulumuddin.
Sahl bin Abdillah At Tusturi berkata : "Ketika aku masih berumur 3 tahun, aku bangun malam. Aku menyaksikan pamanku (Muhammad bin Siwar) sedang melaksanakan shalat. Pada suatu hari Ia berkata pada ku :" Apakah kamu mengingat Allah yang telah menciptakanmu.?. Aku menjawab: "Bagaimana caranya?.
Ia menjawab: " Katakan dalam hatimu sangat engkau berbaring di tempat tidurmu tiga kali tanpa mengentarkan lisanmu. Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku"

Akupun mengucapkan itu selama beberapa malam. Kemudian aku memberi tahu padanya. Lalu Ia berkata:" Ucapkan kalimat tadi setiap malam sebanyak sebelas kali. Kemudian aku mengatakan padanya bahwa aku telah merasakan kelezatannya. Setelah setahun lamanya Paman berkata padaku: "jagalah apa yang telah aku ajarkan kepadamu dan lakukan hingga engkau meninggal, Niscaya engkau akan merasakan manfaatnya dunia akhirat. Maka kalimat itu senantiasa aku lazimi bertahun-tahun dan aku mendapatkan kelezatan didalam diriku. Pamanku kemudian berkata padaku pada suatu hari, "Wahai Sahl barang siapa yang Allah bersamanya, merasa diawasi olehNya, merasa disaksikan olehNya, apakah Ia akan bermaksiat kepada Nya? Jauhilah olehmu perbuatan maksiat.

Maka jadilah Sahl tokoh yang terkenal dengan kebijakannya dan tergolong hamba-hambaNya yang sholeh. Lewat perantara Pamannya yang telah mendidik dan mengajarinya dan menanamkan kedalam dirinya waktu usianya kanak-kanak makna keimanan dan muraqabah serta akhlak yang mulia pada dirinya.

Seberapa besar peran Ibu dalam membangun ruhiyah membentuk karakter sang buah hati????

Siapa yang tak kenal dengan Sufyan ast Tsaury seorang Tabi' tabi'in yang sangat ternama di zamannya. Begitu besar peran Ibunda beliau dalam mendidiknya.

Kata Ibunda Beliau yang tak luput dari ingatannya : "Anakku, jika engkau menulis 10 huruf, lihatlah! Apakah kau jumpai dalam dirimu bertambah rasa takutmu (kepada Allah), kelemah-lembutanmu, dan ketenanganmu?
Jika tidak kau dapati hal itu, ketahuilah ilmu yang kau catat berakibat buruk bagimu.Ia tidak bermanfaat untukmu”.

Lihatlah bagaimana sang bunda memotivator sang buah hati untuk terus belajar dan menanamkan keimanan sang buah hati.

Membangun Ruhiyah Anak
On air Radio Serambi FM
12 Ramadhan 1439H

MENCARI YANG SAMA

الأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَا مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu seperti tentara yang berhimpun. Apabila mereka saling mengenal (sifatnya, kecenderungannya sama) maka akan saling bersatu, dan apabila saling berbeda maka akan tercerai-berai.”

Ruh yang baik sifatnya akan mencari teman yang baik juga sebaliknya ruh yang buruk akan  mencari teman yang sama. Seperti juga burung yang berjejer dengan burung yang sama jenisnya.

Maka tak heran jika kita melihat orang- orang yang berteman dan bersahabat di dasarkan pada sifat dan kecenderungan yang sama. Karena ia akan merasa nyaman bersama. Contoh Para emak-emak sosialita akan bergabung dengan sesamanya. Para Ibu-ibu pengajian taklim juga akan mencari teman sesamanya. Para pencinta club sepeda, pemancing, vilateli, surfing dst, juga akan mencari teman sesamanya.

Mungkin kita pernah merasa nyaman dan dekat ketika bertemu seseorang padahal belum pernah berjumpa sebelumnya. Merasa klop begitu. Namun kadang juga kita merasa ilfill dengan seseorang yang sdh kita kenal ada perasaan ingin menghindar.

Ruh merupakan Salah satu dari segi tiga kebahagiaan disamping Tubuh dan Akal.
Jika ingin bahagia maka carilah faktor-faktor pendorong yang bisa membahagiakan Ruh...

Ada yang kepo, apa sih yang bisa membahagiakan Ruh ???

MENJAGA SEMANGAT

Sabda Rasulullah s.a.w:

“إن لكل عمل شِرَّة، ولكل شِرَّة فترة، فمن كانت فترته إلى سنتي، فقد اهتدى، ومن كانت فترته إلى غير ذلك فقد هلك”

رواه أحمد وابن خزيمة وابن حبان في صحيحيهما

“Sesungguhnya bagi setiap amal itu ada (masa) semangat dan bersungguh-sungguh, dan bagi setiap kesungguhan itu ada (masa) fatrah (kefuturan/lemah semangat). Barangsiapa pada waktu semangatnya lemah, lalu berpegang pada sunnahku, maka dia telah mendapat petunjuk dan barangsiapa yang berpegang pada selainnya (sunnahku) maka dia telah binasa” (HR Ahmad dan Ibn Hibban dalam kitab sohih mereka)

Karena iman itu yazid wa yankus, naik dan turun. Berbanding lurus dengan semangat. Ketika masa semangat semua amal sholeh terasa ringan. Tilawah satu juz berasa kurang, infak sedikit berasa malu, shalat sunat rawatib tak pernah tinggal, ringan tangan dalam menolong, lapang dada ketika ada masalah. Namun ketika lemah semangat melanda. Tilawah satu juz kok berasa ngak nyampe-nyampe ( berasa lama, pakek lihat dah halaman berapa), shalat sunat rawatib berasa berat, infak sedikit berasa banyak, lihat ada orang yg perlu bantuan lewat aja melengos, yg paling parah dada berasa berat ketika ada masaalah kecil.

Intinya semangat itu perlu dijaga, ketikapun ia melemah usahakan tdk meninggalkan sama sekali amal sholeh yg sdh menjadi kebiasaan  jangan biarkan kemalasan berlama-lama menguasai kita. Dan perlu mujahadah utk melawan kemalasan...

Tips menjaga semangat:
1. Rutinkan kebiasaan baik (amal sholeh)
2. Walau sedikit, namun rutin itu lebih baik dari pada banyak namun dikerjakan cuma sekali waktu
3. Berteman dengan orang sholeh yg dapat mengingatkan ketika kita lemah
4. Meminta nasehat ketika sedang lemah semangat.
5. Jangan mau kalah sama nenek/kakek yg punya semangat 45 dalam beramal sholeh. Bagi nenek/kakek jangan mau kalah sama anak muda juga dalam hal beramal sholeh.
6. Menghadiri majelis ilmu, yg bisa nambah semangat pas iman lagi menurun.
7. Berdoa, minta kepada Allah agar senantiasa berada dalam kebaikan (hidayah).
8. Dll

“Jika kamu mendapat ilmu, maka munculkan keinginan ibadah padanya. Jangan sampai hanya untuk menyampaikan kepada manusia.”
(Abu Qilabah)

#perbaikidiriajakoranglain

Jumat, 27 April 2018

MAJU MUNDUR CANTIK

Assalamu'alaikum shalihah cantik...
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang memberikan kita banyak nikmat juga kesempatan utk berbuat kebaikan salah satunya bisa bersilaturahim lewat kulwap bersama sholihah cantik disini.
Tak lupa shalawat dan salam pada Rasulullah saw sebagai teladan umat.

Btw ngomongin tentang cantik bentuk rupa,  memang Allah telah menyebutkan ttg ini didalam surat At tiin

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ -٤-

“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
(At-Tin 4)

Coba deh bandingkan makhluk Allah lainnya dengan manusia, siapa yg paling sempurna cantik bentuk dan rupanya. Pasti jawabannya manusia.

Manusia memang suka dipuji, apalagi jika di katakan kamu cantik, gimana gitu rasanya bisa melayang ke langit ke tujuh 😃😃

Ya itu dia, yang namanya perempuan paling senang dengan kata cantik, ayo ngaku 😍

Dalam bahasa Arab perempuan itu disebut  المرأة atau  امرأة  yang berasal dari kata مرأة ( mir ah) yang artinya cermin. Mungkin itu dia seperti yang disebutkan kak Ais, perempuan suka maju mundur ketika becermin. Maju mundur, maju mundur, canti belum, cantik belum. Jilbabnya sudah rapi belum, semprot sana sini, ngak lupa pake bedak, deodrant. Sudah rapi dan cantik giliran di tanya gigi udah disikat?. Mingkem. Tapi ini bukan sholihah cantik di group ini. 😉

Menurut sholihah cantik, apa sih pengertian cantik itu?🤔

Pengertian Cantik itu sendiri relatif dan subjektif tergantung dari siapa dan bagaimana orang memaknainya

Definisi cantik menurut kamus besar bahasa indonesia yaitu elok, molek, indah, rupawan.

Banyak orang yang mendefinisikan cantik dari fisik semata padalah didalam islam cantik itu tidak hanya di lihat dari fisiknya saja namun kecantikan maknawi berupa jiwa, akhlak, sifat dan sikap ( inner beauty)

Didalam Al Quran Surah Ar Rahman :70  Allah berfirman

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik."

Kata khairat itu artinya baik akhlaknya, dan hisan itu cantik rupanya. Jadi Alquran mendahulukan kecantikan maknawi baru kemudian kecantikan fisik.

Rasulullah SAW bersabda “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah perempuan sholehah” (HR. Muslim). 

Begitulah perumpamaan perumpamaan cantik dalam Islam yang indah seperti keindahan perhiasan namun Islam memandang perhiasan yang terbaik adalah perempuan shalehah.

Yuk kita lihat apa sih kreteria cantik dalam islam :

1. Taat kepada Allah.

Sebagaimana kisah Ibunda Maryam  yang di sebut Allah Qaanitin, perempuan yang taat ( At Tahrim: 16). Taatnya bunda Maryam dalam beribadah di mihrabnya dan mendapat kiriman makanan surga dari Allah (Ali Imran:37)

2. Menjaga pandangan dan kehormatannya

Pandangan itu anak panah syaitan. Banyak hal yang bermula dari pandangan mata. Maka Allah mengingatkan kita untuk menjaga pandangan dan kemaluan didalam Surah An nur:  31.

3. Menutup Aurat

Allah memerintahkan para perempuan muslim untuk menutup aurat guna melindungi dirinya dan menjaga kehormatannya. ( surah Al Ahzab: 59) Dalam islam perempuan begitu di muliakan. Batasan aurat sebagaimana yang di jelaskan dalam sebuah hadist.

Hadits Aisyah yang menceritakan bahwa Asma Binti Abi Bakar radhiyallahu ‘anhuma masuk menemui Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dengan mengenakan pakaian yang tipis. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling dari arahnya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Asma, sesungguhnya wanita yang telah dewasa tidak baik dilihat kecuali ini dan ini sambil menunjukkan wajah dan telapak tangan.” (HR. Abu Dawud)

Selain batas aurat ada juga syarat pakaian yg di gunakan yaitu tidak tipis, tidak ketat memperlihatkan bentuk tubuh. Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Hal lain yang harus diperhatikan ketika keluar rumah adalah tidak tabaruj( menampakkan kecantikannya kepada non muhrim)

4. Berakhlak mulia
Perempuan cantik dan perempuan muslimah menurut islam adalah perempuan yang mulia akhlaknya. Hubungan akhlak dengan iman saling berkaitan, keimanan yang teguh melahirkan akhlaq dalam islam yang bagus dan terpuji. Dalam hadist dikatakan: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian. Tapi Allah melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah )

Minggu, 21 Januari 2018

MELURUSKAN NIAT DALAM BERUMAH TANGGA AGAR NIKAH MENJADI IBADAH


Tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya sebagaimana Allah firmankan didalam QS Az-Zariyat :56 "Tidak Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku"
Maka segala aktivitas dalam hidup kita sudah selayaknya ditujukan untuk mendapat ridha Allah, agar bernilai ibadah.

Demikian juga halnya dalam berumah tangga, harus diawali dengan niat yang lurus.
Lalu mengapa niat menjadi penting?, ya karena segala amal perbuatan itu tergantung niatnya. Ini disebutkan dalam hadist yang pertama pada  hadist Arbain Imam Nawawi.

Mengapa dalam islam berumah tangga perlu diawali dengan meluruskan niat?
Jawabannya karena keberlangsungan rumah tangga nantinya setelah menikah, akan ditentukan oleh niat awal dalam membangun rumah tangga.

Jika salah dalam niat awal menikah maka kegagalan dalam berumah tangga akan terjadi, boleh jadi kegagalan itu berupa biduk rumah tangga akan putus di tengah jalan, suasana rumah tangga yang tidak harmonis, tidak ada ketenangan didalamnya, anak-anak yang buruk tingkah polahnya. 

Ada banyak alasan/sebab yang memotivasi seseorang untuk menikah. Misalnya karena cinta, tersebab cantiknya, cerdasnya, kayanya, juga karena kedudukannya(keturunannya). Ada pula yang ingin menikah karena ingin menjaga kehormatannya, mendapatkan keturunan. Tak sedikit juga yang beralasan menjalankan sunnah Rasulullah saw. Dan ada juga yang menikah tersebab kesholehannya.

Dalam sebuah hadist Rasulullah saw mengatakan " Wanita dinikahi karena empat perkara hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung" (HR Bukhari).

Jadi tak ada yang salah jika seseorang menikah berdasarkan harta, keturunan, kecantikan dan agama. Namun harus diperhatikan juga janganlah seseorang menikah karena hartanya saja, atau karena keturunannya saja atau karena cantiknya saja, karena Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya." (HR. Bukhari)

Jadi luruskan niat menikah, untuk meraih Ridha Allah, termasuk didalamnya proses menuju pernikahan harus sesuai dengan apa yang diajarkan dan di sunnahkan oleh Rasulullah saw.

Hadist Rasulullah saw: "Segala sesuatu yang dikarenakan Allah akan berkelanjutan dan berketerusan dan apa-apa saja yang bukan karena Allah akan terputus"

Ketika suatu masalah terjadi dalam rumah tangga maka tujuan awal menikah, visi misi berumah tangga akan menjadi pengikatnya.

Bagaimana untuk yang sudah menikah, yang awalnya tidak memiliki visi misi dalam berumah tangga, juga tidak mempunyai ilmu?.
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaharui niat dalam berumah tangga. Luruskan niat untuk meraih ridhaNya. Untuk Serumah sesurga, rumah tangga dunia akhirat. Jangan lupa senantiasa berdo'a kepada Allah agar senantiasa diberikan keberkahan dan memohon ridhaNya.

Sebagai penutup mari  belajar dari kisah yang Dikutip dari Talkhis Kitabush Shiyam min Syarhil Mumti’ karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin diterjemah Oleh Danang Kuncoro Wicaksono

Najmuddin Ayyub, penguasa Tikrit saat itu belum menikah dalam waktu yang lama. Saudaranya yang bernama Asaduddin Syerkuh bertanya:

“Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

“Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

“Siapa?”

“Puteri Malik Syah, anak Sultan Muhammad bin Malik Syah, Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik, dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata, “Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab, “Barang siapa ikhlas niat karena Allah, akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang. Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata pada si gadis, “Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab, “Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab, “Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin. Dia cocok untukku!”

Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu.

Allahu Akbar! Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Maha Kuasa? Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua? Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh, “Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan. Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran, “Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata, “Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis itu.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Anak itu lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M. Namanya adalah Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi atau lebih dikenal dengan nama SHALAHUDDIN AL AYYUBI(صلاح الدین ایوبی).

Ahad  21 Januari 2018
Radio Serambi FM 90,2

APA KABAR JIWA

Apa kabar Jiwa Masihkah kau terwarnai  dengan bekasan teduh Ramadhan Atau engkau tak sadar   pergi sedikit menjauh dari semangat  yang kau p...