Selasa, 21 Juli 2020

MENGGAPAI ASA YANG TERTUNDA

CHALLENGE 1 : Tema diriku dan mimpiku
MENGGAPAI ASA YANG TERTUNDA

Suara emak terdengar jelas memanggil tiga putrinya yang sedang tertidur lelap. “Ayo bangun nak, sebentar lagi azan akan berkumandang” ajak Emak. Kebiasaan yang beliau tanamkan pada kami putrinya untuk bangun subuh dan menunaikan shalat subuh berjamaah di meunasah kampung. Waktu itu jamaah meunasah masih sedikit sekali, apalagi di waktu subuh. Meunasah kampung kami hanya ramai didatangi ketika shalat maghrib saja.

Adalah emak, perempuan hebat yang menjaga dan mendidik tiga putrinya selepas ayah kami  Allahu yarham meninggal dunia. Hal yang selalu beliau ingatkan pada kami anak-anaknya untuk senatiasa menjaga shalat lima waktu. Emak bukanlah ustazah bukan pula orang yang dalam pengetahuan agamanya, namun senantiasa mengamalkan kebaikan yang beliau dapat. 

Emak berprofesi sebagai guru honor di sekolah taman kanak-kanak, dengan gaji yang tidak seberapa namun alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian dan pendidikan anak-anaknya. Keberkahan yang kami rasakan tidak kurang sesuatu apapun. Begitu sayangnya Allah pada kami, betapa saya melihat bentuk kasih sayang Allah lewat keluarga dan karib kerabat yang senantiasa sayang dan penuh perhatian pada kami. Alhamdulillah

Saya adalah putri kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan. Ayah dan Emak saya berasal dari kabupaten Pidie  Aceh. Saya lahir di kota Langsa Aceh timur, namun menghabiskan masa sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Kota Banda Aceh.

Saya aktif mengikuti kegiatan Pramuka Ketika di sekolah dasar, di Madrasah Tsanawiyah bergabung dalam group Seni Rebana sempat mengikut beberapa event pertandingan saat itu. Adapun di Madrasah Aliyah, saya bergabung di organisasi Remaja Dakwah.

Pelajaran Favorit saya ketika di Madrasah Aliyah adalah Alquran Hadist dan Matematika. Saya memiliki nilai ujian murni 9 pada mata pelajaran Alquran hadist. Pada pelajaran matematika saya selalu mendapat nilai yang sangat memuaskan di rapot sekolah.

Sebenarnya saya tidak terlalu pintar di pelajaran matematika namun karena Pak Guru menjelaskan dengan gamblang sampai muridnya mengerti jadilah Matematika sebagai pelajaran favorit saya. Pak Daud Allahu yarham adalah guru matematika yang sangat disegani di sekolah saya.

Beliau senantiasa mencontohkan sesuatu yang mudah dipahami oleh murid-muridnya. Pernah beliau menjelaskan jika tidak tahu berapa hasil satu dibagi setengah, ambil kelapa belah dua, demikan penjelasan beliau. Hal yang senantiasa saya lakukan adalah memperhatikan dan mencatat penjelasan dari Beliau.

Masa sekolah ditingkat atas masa dimana saya mulai belajar tentang makna hidup lewat seorang guru mengaji. Setiap pekan saya dan beberapa orang teman berkumpul di rumah ustazah yang kami panggil Mbak. Disini saya mulai belajar bagaimana mengaplikasikan Al Islam dalam keseharian. Mulai belajar menghafal AlQuran juz amma, belajar merutinkan shalat tahajud walau cuma sepekan sekali, mendawwamkan tilawah Quran juga belajar berinfaq.

Masya Allah betapa ikhlas beliau mengajarkan kami. Masa yang tak akan pernah terlupakan. Saya bersyukur  dapat merasakan masa-masa indah mengaji dimana sebagian remaja pada waktu itu sibuk dengan penampilan dan kawan special yang mengatur hidupnya. 

Setelah menamatkan sekolah Aliyah saya melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Sipil. Alhamdulillah saya Lulus lewat jalur undangan masuk Perguruan Tinggi di universitas Syiah Kuala Aceh. Masa awal kuliah merupakan masa sulit bagi saya karena harus beradaptasi dengan cara belajar yang mandiri. Alhamdulillah jatuh bangun masa belajar di perguruan tinggi saya nikmati dengan menghabiskan waktu lima tahun setengah untuk dapat menyelesaikan sarjana.

Sekarang saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga juga tenaga pengajar di Sekolah Tinggi. Kesibukan saya saat ini disamping mengurus keluarga dan mengajar juga sebagai nara sumber di kegiatan Talk Show keluarga bahagia sejahtera di Radio Serambi Indonesia.

Selain itu saya juga aktif di Kepo Syariah menjawab curhatan keluarga dari para emak, bapak dan remaja. Saya  jadi banyak belajar dari curhatan di Kepo Syariah. Betapa masalah di sekeliling kita begitu banyak, namun dapatkah masalah itu menjadikan kita lebih baik atau sebaliknya.

Sebenarnya saya punya beberapa hobi namun semuanya serba tanggung. Dari hobi moto, buat kue hingga menulis. Saya suka memoto pemandangan, bunga, tempat dan makanan dengan memakai androin seadanya. Tidak ada waktu khusus hanya sesekali jika ada kesempatan.

Membuat kue juga demikian, saya menerima pesanan kue di hawalom food namun karena keterbatasan tenaga akhirnya jalan di tempat. Untuk menyalurkan hobi menulis berupa puisi dan tulisan pendek, saya salurkan lewat blog hayatisyarif.blogspot.com yang sekarang nyaris tak terjamah. Alhamdulillah di masa pandemi ini saya telah menyelesaikan kelas foto dan makanan frozen. Sekarang saya mengikuti kelas tahfizd dan menulis online.

Ada beberapa hal yang menguatkan motivasi saya untuk menulis, karena menulis bukan hanya untuk mengisi waktu agar bermanfaat namun lebih dari itu. Menulis itu mengabadikan kebaikan, mengikat ilmu, amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.

Bukankah menulis juga bermanfaat bagi yang membacanya apalagi jika dapat menginspirasi seseorang untuk melakukan kebaikan, menumbuhkan semangat, meneguhkan pendirian, dan menjadi solusi..Selain itu juga dapat menghibur dan mengajak orang untuk berpetualang. 

Semoga Allah mudahkan saya untuk mengapai asa yang tertunda ini, jazakumullah kepada Pah Cah dan Bu Ida atas  kelas online Emak-emak punya karya.

Banda Aceh 16 Juli 2020
Hayati Syarif
#eepk1
#challenge1
#diridanmimpi
#cahyaditakariawan
#idanurlaila
#menulissemudahbernafas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APA KABAR JIWA

Apa kabar Jiwa Masihkah kau terwarnai  dengan bekasan teduh Ramadhan Atau engkau tak sadar   pergi sedikit menjauh dari semangat  yang kau p...