Sabtu, 30 November 2013

CERDAS EMOSIONAL DAN SPRITUAL


Alhamdulillah, mendapat pencerahan diacara seminar cerdas emosional dan spritual hari ini. walaupun sebagian isi seminar merupakan hal sudah pernah didapat namun mungkin pemahaman  akan nilai (value) yang masih kurang.
Kita kadang cenderung menilai bahwa anak pintar adalah anak yang bisa membaca dan menulis pada usia tertentu, mendapat rangking disekolah, punya hafalan yang banyak. Bahkan ketika bertemu dengan anak-anak teman atau saudara, yang kita tanyakan rangking berapa kakak/abang?, sudah berapa juz hafalannya nak?.
Tanpa sadar ternyata kita menilai keberhasilan itu dari seberapa banyak ilmu yang sudah dihafal dan dikuasai, bukan dari seberapa besar nilai (adab/akhlak) yang mempengaruhinya.
Seorang salafusholeh berkata pada anaknya," wahai anakku, engkau mempelajari satu bab  Adab lebih aku sukai daripada engkau mempelajari 70 bab Ilmu".
Maka tak heran ketika seseorang hanya berorientasi pada materi (ilmunya) saja, ia akan mendapatkan ilmunya tanpa ada pengaruh value. Hal ini Mungkin sekali membuat anak  pinter namun cuek, kurang empati, kurang santun, sedikit egois.
Peran orangtua sangat penting sekali dalam mendidik anak-anaknya. Akhlak itu terbentuk ketika orang tua dapat menyentuh qalbu anak. Bukankah Rasululla saw mengatakan : "Didalam tubuh ada segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruhnya, namun jika ia buruk maka buruklah seluruhnya. ketahuilah bagian itu adalah qalbu. Di qalbu inilah letak dari kecerdasan  emosional dan spritual itu berada. Dengan memasukkan nilai-nilai Alquran dan as-sunnah kedalam qalbunya, maka akan terbentuk karakter kepribadian  Islam yang kokoh.
Kecerdasan spritual merupakan tingkatan tertinggi dari kecerdasan, yaitu digunakan untuk menghasilkan arti (meaning) dan nilai (value). Kecerdasan spritual yang  berkembang baik, ditandai dengan kemampuan seseorang beradabtasi terhadap lingkungannya, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi tantangan hidup, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mempunyai visi dan misi dalam hidup,  mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.
Semoga kita menjadi orang tua yang sholeh dan bijaksana, sebagaimana Allah contohkan didalam Alquran dengan kisah Lukmanul hakim, juga belajar dari teladan kita Rasulullah saw dalam mendidik buah hatinya...

Jumat, 29 November 2013

Duka ketidakadilan

Dukaku atas 
Tuntutan padamu
Dan ketika keadilan dipermainkan 
Oleh sekelompok orang yang dikatakan bijak
Ke bumi manakah lagi 
kearifan akan didapat


Bukankah tanggungjawab pemimpin utk memberikan Kebijaksanaan 
dan keadilan yang menjadi 
hak setiap orang 

Ataukah pemimpin bukan lagi pemimpin 
namun penguasa
ya.... penguasa, 
yang berkuasa atas hak siapa saja 
yang diinginkan agar tujuannya tercapai

Maka hanya padaNya kutumpahkan asa
Atas apa yang terjadi diluar kuasa
Bukankah Dia penguasa diatas penguasa 

Tak satupun luput dariNya walau berganti masa
Yang memutuskan perkara secara bijaksana
Betapa engkau mempermainkan fakta 

Ingatlah, pengadilan manusia hanyalah sementara
Pengadilan yang Maha Kuasa menanti disana
Dan tidak perlu yang lain untuk membuatku lapang 

Hanya Dia yang berkata
 "Sesungguhnya Aku didekatmu"
Dan cukuplah Allah sebagai Penolong

Tiada gundah dan gulana lagi,
Dia pelibur laraku
Atas keputusan manusia diatas manusia
Atas ketidak adilan  yang terjadi

Bumi Aceh, 28 november 2013 

Selasa, 30 April 2013

SEPOTONG EPISODEKU DENGANNYA

Kawan terbaik adalah seseorang yang melihatnya bisa mengingatkan kita pada Allah, seseorang yang dengan perkataanya bertambah amal kebaikkan kita, dan seseorang yang dengan amal-amalnya bisa mengingatkan kita pada akhirat.(Disarikan dari HR Abu Ya'la)

Hal ini yang saya rasakan ketika berinteraksi dengan seseorang wanita sholihah ini.

Hari itu seorang ustaz memberi tahu saya bahwa ada seorang ustazah yg baru tiba, beliau ke aceh menemani sang suami yg menjadi mudir disalah satu sekolah.

Beberapa hari kemudian beliau menghubungi saya, memperkenalkan diri, agak sedikit gugup saya menjawab karena beliau menyapa dengan bahasa arab. Pembicaraanpun terputus karena hp saya mati kehabisan bateray. Mungkin beliau mencoba menelpon kembali...

Pertemuan pertama kami begitu mengesankan bagi saya. Seolah-olah kami adalah sahabat lama yang baru bertemu kembali. Walau sedikit terkendala dengan bahasa namun seolah hal ini tak
 berarti karena kami mengunakan bahasa qalbu. Beliau tidak bisa berbahasa indonesia, jadi dalam berkomunikasi beliau menggunakan bahasa arab.

Bertemu dengan beliau seolah saya menemukan sosok akhwat yang sebenarnya, dengan 10 muwasafat kepribadian muslim yang ada dalam tarbiyah ini. Kehangatan yg beliau berikan kepada setiap orang yang beliau jumpai. Subhanallah... Selalu ada kebaikkan (hikmah) yang saya dapat dalam setiap pertemuan dengan beliau...

Ketika bertemu beliau tidak lupa untuk mendo'akan saya. Beliaupun selalu minta didoakan. Do'a kesembuhan, kemudahan urusan dan yang paling sering beliau minta dido'akan agar khusnul khatimah. Masih ingat dikepala ini perkataan beliau : Du'alii katsir ( do'akan saya sering-sering), kadang beliau mengulangnya sampai berkali-kali. Pernah sekali waktu beliau minta dido'akan untuk sahabat beliau yang sakit didalam sujud dan tahyan akhir shalat. Subhanallah luar biasa perhatian beliau kepada sahabat-sahabatnya. Beliau mungkin hendak mengajarkan secara tidak langsung agar saya senantiasa mendo'akan orang-orang disekitar saya. Juga agar saya mendapat banyak kebaikkan dengan di aamiinkannya do'a dari para malaikat.

Perhatian yang beliau berikan tidak hanya kepada orang-orang dewasa saja, namun juga Ketika beliau berjumpa dengan anak-anak dari yang bayi, balita maupun yang sudah besar. Sapaan yg hangat senantiasa beliau berikan, putri sulung saya jadi jatuh hati pada beliau. Mungkin kita kadang lupa untuk menyapa anak-anak yang dibawa dibawa abi atau umminya disetiap pertemuan kita. Bahkan nama anak-anaknya kitapun kadang kita lupa . Berbeda dengan beliau, beliau menyapa dengan memanggil namanya. Pantas saja anak-anak menjadi begitu terkesan dengan beliau. Pernah beliau mempraktekkan bagaimana cara Rasulullah saw menyambut anaknya Fatiman Ra. Suatu pelajaran yg luar biasa. Tidak hanya untuk kalangan ikhwah, untuk orang yang 'ammah sekalipun beliau senantiasa memberikan sapaan yang menghangatkan. Beliau juga sering menyampaikan salamnya pada setiap orang yang beliau kenal.
Ukhuwah yang luar biasa, beliau memberikan teladan dalam penerapannya.

 Beliau mengajarkan ketika selesai shalat tetap dalam kondisi duduk tahyat akhir membaca istigfar, ayat kursi, allahumma anta salam lalu zikir, ketika zikir kalo ingin mengantikkan posisi duduk silakan..

Ketika salah seorang ikhwah meninggal beliau memberi tausiah tentang proses berpisahnya ruh dari jasad, bagaimana malaikat mencabut nyawa seseorang, kemana perginya ruh, dan bagaimana alam kubur itu. Beliau juga mengajarkan do'a yang semestinya dipanjatkan oleh anggota keluarga yang ditinggal untuk sang mayat.
Tidak cukup dengan itu, beliau memberikan masukkan agar ikhwan dan akhwat ketika melayat menyapa anak-anak, memberikan perhatian pada keluarga yang ditinggal.

Dilain kesempatan saya begitu terkesan dengan mujahadah beliau untuk menghidupkan I'tikaf bagi akhwat di bulan ramadhan. Beliau full mengikuti 'itikaf dengan beberapa akhwat yang masih lajang.. Kemudian baru diramadhan berikutnya peserta I'tikaf akhwat bertambah, diikuti juga oleh ummahat dengan membawa serta anak-anak mereka. Subhanallah beliau selalu memberikan manfaat bagi orang-orang disekelilingnya. Dan menularkan semangat untuk selalu beramal sholeh..

Bersilaturahim ke rumah beliau di hari raya, saya melihat ruang tamu dengan hiasan dinding bertema keceriaan di hari raya, dengan balon dan mainan anaknya yg beliau sediakan. betapa beliau begitu bahagia dengan kedatangan ikhwah. Sambutan hangatnya, suguhan makanan dan minuman , mengajak bertakbir bersama. Ketika pulang setiap anak mendapatkan hadiah mainan. Tak lupa beliau mendo'akan para tamu yang datang dan minta dido'akan untuk beliau. Jadi bertambah rindu dengan kehangatan beliau...

Suatu hari saya dan beberapa ikhwan dan akhwat berkunjung ke rumah beliau untuk menjenguk ustaz (suami beliau) yang sakit. Beliau memberikan kami masing-masing anak tasbih dan meminta kami semua yang hadir berzikir membaca istighfar 100 kali untuk ustaz. Kemudian beliau menjelaskan tentang fadhilah menjenguk orang yang sakit."Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain pada pagi hari, kecuali 70.000 malaikat akan bersholawat untuknya hingga petang hari. Jika dia menjenguknya di petang hari, maka 70.000 malaikat akan berselawat untuknya hingga pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun yang penuh berisi buah-buahan di syurga kelak."
Subhanallah....beliau ingin agar kami faham tentang amal sholeh yang satu ini. Tak lupa do'a beliau utk kami dan juga minta dido'akan.

Dikesempatan lain, di suatu acara engkau menjelaskan tentang peran seorang istri dalam rumah tangga. Menata rumah dan menjaganya tetap bersih. Didepan suami, seorang istri itu harus bersih, tersenyum dan penuh perhatian. Beliau juga mengatakan jangan pernah meremehkannya dengan mengatakan " bentar dulu bang" dan "tidak ada pembantu untuk suami". Lalu beliau menceritakan kisah dari Rasullah kepada para sahabatnya.  Rasulullah menceritakan tentang sosok istri seorang pencari kayu bakar yang menjadi ahli surga, karena perlakuannya terhadap suaminya. Ketika ditanyakan apa yang telah dia lakukan, wanita itu berkata :
“Apabila suamiku pergi mencari kayu bakar aku merasakan betapa beratnya ia mencari nafkah. Aku merasakan betapa ia haus di pegunungan. Untuk itulah setiap ia pulang, aku selalu menyediakan air dingin yang langsung diminumnya begitu ia pulang. Aku menyusun dan mengatur rumah serapi mungkin. Aku menyediakan makan untuknya. Aku memakai pakaian terbaik yang aku miliki untuk menyambut kedatangannya. Saat masuk rumah, aku menciumnya penuh kerinduan. Aku serahkan jiwa ragaku untuknya.Aku menyiapkan jika ia ingin beristirahat dan aku selalu berada di dekatnya, sehingga setiap saat jika ia menginginkanku aku ada disampingnya.”
Betapa beliau ingin memberikan pemahaman yg sebenarnya ditengah arus feminisme yang luar biasa gaungnya pada hari ini.

Ketika para akhwat meminta beliau mengisi tentang tarbiyatul aulad (pendidikan anak), beliau dengan senang hati memberikan taujihnya. Beliau mencontohkan perempuan-perempuan palestina yang mempunyai anak banyak sementara suami mereka dipenjara. Tapi mereka Subhanallah bisa mendidik anak-anaknya menjadi para pejuang dan penghafal al-qur'an. Sementara kita disini masih sering mengeluh kurangnya peran ayah dalam mendidik anak-anaknya. Beliau pun dengan bijak mengatakan suami memilih kita untuk membantunya dalam hal kekurangannya. Anak adalah hadiah dari Allah, bagaimana kita berinteraksi dengan hadiah ini agar menjadi amal sholeh. Oleh karena itu maka kita harus menjaga kesholehan diri kita, belajar bersabar dalam mendidiknya. Dalam tarbiyatul aulad kita mencontoh Rasulullah saw. Kisah Anas bin Malik yang menjadi pelayan Rasulullah selama 10 tahun mengatakan Rasul tidak pernah mengatakan mengapa engkau melakukan ini atau mengapa engkau tidak melakukan ini.

Beliau juga mengatakan bahwa semua wanita itu ummahat tapi tidak semua ummahat murabbiyat. Ummahat murabbiyat mementingkan tarbiyah anak-anaknya agar istiqamah dijalan Allah, memperkuat hubungan dengan Allah, ada kita atau tidak ada kita.
Diantara hak anak bagaimana kita bisa tersenyum padanya. Terkadang dengan akhwat kita bisa menahan marah tapi dengan anak mengapa kita tidak bisa menahan marah???. Pertanyaan beliau begitu menancap dihati.

Ketika pernah suatu hari dalam perjalanan menuju rumah ibu saya, kami melewati sebuah pasar beliau langsung mengajarkan do'a masuk pasar, dan mengapa kita harus berdo'a ketika masuk pasar.

Jamuan terakhir beliau, ketika kami datang ketempat beliau disambut senyum hangat beliau dan ustaz dengan suguhan pizza lezat dan minuman kotak. Sungguh kami menjadi tamu mulia pada hari itu. Beliau berkata akan kembali ke mesir untuk beberapa waktu sekaligus untuk berobat ustaz . Jadi belum tahu kapan akan kembali. Beliau meminta tolong saya untuk menyampaikan amanahnya. Saya berfirasat mungkin beliau tidak akan kembali lagi.

Begitu banyak kenangan indah bersama beliau, disetiap kesempatan pasti ada pelajaran yang saya dapat darinya. Beliau menjadi khairunnas (sebaik-baik manusia) karena senantiasa memberikan manfaat bagi orang-orang disekitarnya. Perasaan rindu yang mengharu biru ketika menulis tulisan ini. Semoga Allah selalu melindungi Beliau sekeluarga, memudahkan semua urusannya, menjadikan anak-anak beliau anak-anak yang sholeh mujahid dakwah, juga semoga Allah menyayangi beliau dan mengambil beliau dalam keadaan khusnul khatimah. Semoga Allah mempertemukan kami kembali didunia dan diakhirat bersama -sama dengan Rasulullah saw.

Beliau adalah Ustazah Rawiyah

Minggu, 20 Januari 2013

"KECOAK DEK FUDHAIL"

·

Siang itu ada hal yg tak biasa dilakukan oleh bungsuku fudhail. Dek dhail menakut-nakutin bang ahmad dan kak izzah dengan kecoak. Jeladitakuti pada lari sambil ketawa geli ." "Dek dhail pegang kecoak ih jorok, bukannya dek dhail jg takut sama kecoak" sapa ku. " Mi, dek dhail tadi beli kecoak mainan RP 500." Lapornya. O o rupanya dek fudhail sengaja beli kecoak mainan utk godain kakak izzah, bang ahmad dan bang aqil ya. Kasian uangnya ya " sambungku . Setelah tidak lagi mengoda kakak dan abang. Dek fudhail sengaja meletakkan kecoak mainannya dilantai kamar mandi tanpa sepengetahuan umi. tentu yg masuk kamar mandi silih berganti bukan hanya anggota keluarga tapi juga saudara dan tamu yg mengujungi kami. Sampai akhirnya... " Kak , tadi saya geli masuk kamar mandi " kata adikku. "Kenapa?" tanyaku. " Tu ada kecoaknya" jawabnya. Bukannya sepengetahuanku kamar mandi baru dibersihkan cek ni tadi pagi. Lalu langsung saja ku ambil kecoak itu dan ternyata kecoak plastiknya dek fudhail. Ma'af ya dek dhail kecoaknya umi buang ke tong sampah. Yg lebih parah lagi setelah membersihkan kamar mandi cek nik juga sengaja meletakkan kecoak plastik itu dilantai kamar mandi. Pusing deh umi ternyata cek ni jg sohibnya dek fudhail berkolaborasi membuat para pemakai kamar mandi jadi ngak nyaman... He..he...he... . Pulang sekolah fudhail lupa dan tidak menanyakan lagi perihal sang kecoak. Tapi menanyakan satu pertanyaan yg membuat diriku tersenyum. " Mi beban berat itu apa sih???. Hi hi hi hi fudhail2. Smg jadi anak pintar. Ini ceritaku.....·

APA KABAR JIWA

Apa kabar Jiwa Masihkah kau terwarnai  dengan bekasan teduh Ramadhan Atau engkau tak sadar   pergi sedikit menjauh dari semangat  yang kau p...