Minggu, 20 Desember 2015

SEBAIK-BAIK TELADAN

Allah swt menciptakan manusia dengan segenap fasilitas bumi beserta isinya.Tidak cukup dengan itu saja Allah swt memberikan pedoman dalam kehidupan berupa Alquran. Tidak cukup dengan Alquran saja, Allah swt pun mengutus  Rasulullah saw utk dicintai, diikuti, dicontohi, dijadikan suri teladan, juga diidolakan dikeseharian kehidupan kita. Begitu sayangnya Allah pada manusia.

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Allah Swt berfirman, “Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Ali Imran: 31).

Manusia yang ingin meraih kesempurnaan cinta Allah maka ia tidak akan dapat meraihnya kecuali dengan mencintai dan mengikuti Rasulullah saw. Cinta terhadap Rasulullah saw merupakan salah satu syarat beriman kepadanya, bahkan kecintaan kepada beliau harus melebihi segala kecintaan pada makhluk lainnya.

Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orangtuanya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu menggambarkan kecintaannya kepada Rasulullah saw, dan  menempatkan posisi cintanya kepada beliau di bawah kecintaannya terhadap dirinya sendiri, Rasulullah saw menafikan kesempurnaan imannya hingga dia menjadikan cintanya kepada beliau di atas segala-galanya.

Setiap orang yang mengatakan dirinya sebagai pencinta Rasulullah saw, tidak akan bermanfaat jika tidak dibuktikan dengan ittiba’ (mengikuti Rasulullah saw).

Sebaik-baik hamba

Dalam riwayat ‘Aisyah Ra berkata : Rasulullah saw apabila shalat malam beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.” A’isyah bertanya: “Mengapa engkau berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang”. Maka Nabi menjawab: “Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat tahajud walaupun sakit. Sebagaimana diriwayatkan ‘Aisyah berkata : “Hendaklah kalian melakukan qiyamullail karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya, jika beliau sakit maka beliau melakukannya sambil duduk.” (HR. Ahmad dan Muslim).

Sebaik-baik Suami

Al-Aswad bertanya kepada ‘Aisyah, “Apa kesibukan Rasulullah saw selama berada di rumah?”‘Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan rumah.” (HR. al-Bukhari).
Rasulullah saw menjahit sendiri bajunya, Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan  keluarga maupun untuk dijual.

Setiap kali pulang ke rumah, jika dilihat tiada makanan yang tersedia untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.
‘Aisyah Ra menceritakan:
”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai shalat.”

Suatu ketika Rasulullah saw pulang kerumah pagi hari.
Tentulah baginda amat lapar waktu itu.
Tetapi baginda melihat tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?”
(Khumaira adalah panggilan mesra untuk ‘Aisyah Ra yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan’)
Aisyah Ra  menjawab “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.”
Rasulullah saw lantas berkata, ”Kalau begitu aku puasa saja hari ini.”tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.

Sebaik-baik Ayah

Rasulullah saw menjadi teladan kita dalam mendidik anak. Orangtua yang sukses yaitu orangtua yang dapat membukakan jalan ke syurga bagi anak-anaknya.

“Ali berkata, Fathimah mengeluhkan bekas alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Fathimah bertolak, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata. ‘Tetaplah di tempatmu’. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata. ‘Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu”. (HR Bukhari Muslim)

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, tidakkah engkau mau menjadi penghulu dari semua wanita dari umat ini di surga.”

Sebaik-baik sahabat

Suatu ketika, Amr bin Ash mendatangi Rasulullah saw, ia merasa bahwa dirinyalah yang paling istimewa dan paling dicintai Rasulullah. Kemudian ia bertanya, “Ya Rasul, siapakah orang yang paling engkau cintai?”
Kemudian beliau menjawab, ” Aisyah”.
“Maksudku dari kalangan laki-lakinya ya Rasulullah!”.
“Bapaknya, (Abu Bakar)”.
“Kemudian siapa lagi ya Rasulullah?”,  Amr bin ash  menduga bahwa jawaban berikutnya yang di berikan Rasulullah adalah dirinya.tapi ternyata inilah jawaban Rosulullah,
“Umar!”, jawab Rasulullah saw
“Setelah itu Ya Rasulullah?”
“Utsman!”
“Siapa lagi berikutnya Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, “Ali!”.Mendengar jawaban ini maka, Amr berkata,” Demi Allah, saya tak mau lagi bertanya, saya khawatir Rasulullah akan terus menyebutkan nama-nama yang banyak dan aku takut namaku akan di sebut yang paling terakhir.

Hampir semua sahabat Rasulullah saw merasakan kedudukan dirinya dihati Rasulullah saw.

Sebaik-baik pemimpin

Pada suatu ketika Rasulullah saw menjadi imam shalat.  Para sahabat melihat pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Umar bin khatab Ra  yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai shalat:
“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau menanggung penderitaan yang amat berat, engkau sakit ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar”
“Ya Rasulullah… mengapa setiap kali menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuhmu?
Kami yakin engkau sedang sakit…”desak Umar penuh cemas.
Rasulullah saw lalu mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh beliau.
“Ya Rasulullah! Jika engkau lapar dan tidak punya makanan, kami  akan mendapatkannya untukmu”
Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah untukku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”


Meunasah manyang Aceh Besar
On air di Radio Serambi 91,2 FM
20 desember 2015
Jam 10.00 - 11.00 wib
Program KBS samara

Jumat, 06 November 2015

Sunnah Memilih Pasangan menurut Rasulullah saw

Sunnah memilih pasangan menurut Rasulullah saw
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengisi program acr "Rumah Taqwa"di radio Seulawet tentang "sunnah memilih pasangan menurut Rasulullah saw"
Berikut ringkasannya semoga bermanfaat.
Seseorang yg akan menikah, membangun rumah tangga islami maka pertama-tama ia harus mencari calon istri(muslimah)/suami(muslim) utk menjadi pendamping hidupnya.
Dari Aisya RA bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Pilihlah untuk nutfah kalian tempat-tempat(pembuahan) yang baik."
Mungkin kita sudah pernah mendengar kisah seorang Khalifah Umar didatangi oleh seorang ayah beserta anaknya. Sang Ayah bercerita kepada Khalifah Umar betapa dia sudah ada di batas kesabarannya dalam mendidik si anak. Anak ini diceritakan sangat nakal. Khalifah Umar kemudian bertanya kepada si Anak “Benarkah apa yang dikatakan ayahmu wahai pemuda?? dan jika itu benar kenapa kau melakukannya??”.
Sipemuda kemudian berkata “Wahai Khalaifah, sebelum aku menjawab pertanyaanmu, aku ingin bertanya, adakah kewajiban orang tua terhadap anaknya??” melihat si Anak ini yang belum berkeluarga, kemudian Khalifah Umar menjawab “Ada 3 wahai pemuda, 1) memberikan ibu yang baik bagi calon anaknya kelak, karena ibu yang tidak baik akan membuat anak ini malu di kemudian hari 2) memberikan nama yang baik bagi anak dan 3) memberikan pendidikan Al-Quran kepada anaknya”
Imam mawardi menganggap pemilihan calon istri merupakan hak seorang anak atas ayahnya berdasarkan perkataan Umar bin Khatab RA " Diantara hak pertama seorang anak adalah mendapatkan calon ibu yang baik danmemilihnya sebelum ia dilahirkan yaitu dengan sifatnya yang cantik, mulia, taat danmenjaga kesuciannya, dewasa dalam menanggani urusan-urusannya, di ridhai akhlaknya, teruji kematangan dan kesempurnaan akalnya serta setia kepada suami dalam segala hal.
Tirmizi meriwayatkan dari Tsaban ia berkata ketika turun QS At Taubah : 34. Saat itu kami sedang bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan. Sebagian sahabat berkata bahwa "ayat ini turun perihal emas dan perak. Seandainya kami tahu harta apa yang paling utama pasti kami menjadikannya yang terbaik. Maka Rasulullah saw bersabda: yang utama adalah lisan yang senantiasa berzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri shalehah yang selalu membantu suaminya dalam menjaga keimanannya"
Dari kisah diatas kita ketahui bahwasanya penting sekali memilih pasangan hidup yg baik utk keberlangsungan sebuah Rumah tangga. Karena yang kita inginkan dari sebuah keluarga bukan hanya kebahagiaan di dunia tapi juga kebahagiaan di akhirat.
Apakah perempuan boleh memilih???
Why not???
Mungkin ketika kita membaca kisah umar dan hadist riwayat Tirmizi diatas yang terbayang dikepala kita bahwa laki-laki lah yang memilih jodohnya. Bagaimana dengan perempuan??. Bolehkah perempuan memilih??
Yes, of course. Perempuan juga punya hak utk memilih, menerima atau menolak calon pasangannya tentunya dengan alasan yg baik sesuai syariat.
Kita semua pasti sudah pernah mendengar kisah pernikahan  Ibunda Khadijah RA dengan Rasulullah saw. Luar biasa Ibunda Khadijah RA melihat dalam diri Rasulullah saw ada magnet keperibadian yg mempesona yaitu lewat akhlak Beliau yang sangat santun. Ibunda khadijah pun mengutus seseorang (Maisarah) untuk menjadi perantara dalam hal ini.
Perempuan juga ingin yang menjadi pendampingnya seorang lelaki yang bisa memimpinnya ke surga...
So apa sunnah Rasulullah dalam memilih pasangan????
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun menganjurkan memilih pasangan yang baik agamanya,
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath dari hadist Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
 " Barang siapa yang menikahi seorang wanita karena ingin mencari kemuliaan (duniawi) nya maka Allah tidak akan menambah untuknya kecuali kerendahan. Dan barangsiapa yang menikahi wanita karena hartanya maka Allah tidak akan menambah untuknya kecuali kefakiran. Dan barangsiapa yang menikahi wanita karena kedudukannya maka Allah tidak akan menambah kepadanya selain kerendahan. Dan barangsiapa yang menikahi wanita tidak lain karena ingin penglihatannya dan kemaluannya terjaga, juga menyambung tali silaturahimnya maka Allah akan memberkahi lelaki yang menjadi suaminya dan wanita yang menjadi istrinya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
Jika demikian, maka ilmu agama adalah poin penting yang menjadi perhatian dalam memilih pasangan. Karena bagaimana mungkin seseorang dapat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, padahal dia tidak tahu apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan apa saja yang dilarang oleh-Nya? Dan disinilah diperlukan ilmu agama untuk mengetahuinya.
Maka pilihlah calon pasangan hidup yang memiliki pemahaman yang baik tentang agama. Karena salah satu tanda orang yang diberi kebaikan oleh Allah adalah memiliki pemahaman agama yang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapat kebaikan akan dipahamkan terhadap ilmu agama.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk memilih calon istri yang subur,
تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” (HR. An Nasa’I, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani dalam Misykatul Mashabih)
Kemudian jangan lupa utk melibatkan Allah di setiap keputusan yang akan kita ambil.
“Jika kalian merasa gelisah terhadap suatu perkara, maka shalatlah dua raka’at kemudian berdoalah: ‘Ya Allah, aku beristikharah kepadamu dengan ilmu-Mu’… (dst)” (HR. Bukhari)
Maraji'
- Membumikan harapan berkeluarga dalam islam oleh sheik Almad rabee'
- Tulisan dari Muslim.or.id tentang memilih pasangan.

APA KABAR JIWA

Apa kabar Jiwa Masihkah kau terwarnai  dengan bekasan teduh Ramadhan Atau engkau tak sadar   pergi sedikit menjauh dari semangat  yang kau p...