Selasa, 25 Desember 2012

Belajar Dari Mereka

Alhamdulillah sgl puji bagi Allah, Rabbul 'alamin. Atas segala nikmat yang diberikan pada kita, terlebih nikmat kesempatan bertemu dg bulan yg mulia dan penuh keberkahan, bulan ramadhan. semoga kita tidak melewatkan kesempatan ini utk melakukan ahsanul 'amalan sehingga Allah memberikan  rahmat, maghfirah dan pembebasan dari api neraka, juga ketakwaan tentunya pada kita semua. Amien

Ukhti fillah rahimakumullah, beberapa waktu lalu saya menerima kiriman puisi  Pak BJ Habibie dari seorang teman.

Isi Puisi Beliau:

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. 
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, 
lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, 
hatiku seperti tak di tempatnya, 
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku...

BJ. HABIBIE

Subhanallah, begitu mendalam cinta kasih dan kesetiaan Pak Habibi pada istri beliau Bu Ainun, namun apakah bisa begitu saja kesetiaan itu muncul?
Jawabannya yaa tentu tidak, pastilah Bu Ainun jg telah memberikan curahan cintaa, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan,  kesetiaan juga keikhlasan dalam mendampingi suami yang dicintainya. Sehingga Pak Habibi mengatakan:

"Kaulah yg menjadikan Aku kekasih yg baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini."

Untuk kita para istri rahimakumullah,
Subhanallah Bu Ainun telah berhasil membuat Pak Habibi begitu mencintai dan setia pada beliau.

Bagaimana dengan kita, sudahkaah kita melaksanakan kewajiban kita sebagai istri dengan baik?.
Kita selalu berharap lebih dicintai, lebih disayangi, lebih diperhatikan, lebih didengar, lebih...
Sudahkah kita melaksanakan kewajiban dengan baik?
Sehingga menjadi sebaik-baik perhiasan dunia?
Kadang malah kita mengeluh tentang keadaan suami kita.

Mengarungi  kehidupan berumáh tangga tentulah ada terpaan terpaan cobaan didalamnya, ibarat sebuah kapal yang berlayarân disamudra luas yg rentan terhadap badai dan gelombang besar. Maka utk dapat bertahan kita harus:
- tahu tujuan : ar-rum 21: ketenangan,rasa cinta,kasih sayang.
- saling hormat menghormati.
- saling sayang-menyayangi
- saling tolong menolong
- saling percaya
- saling menunaikan kewajiban
- saling mema'afkan.

Semoga keluarga kita menjadi keluarga yg sakinah mawaddah warahmah.

Waallahu a'lam bisawwab.


APA KABAR JIWA

Apa kabar Jiwa Masihkah kau terwarnai  dengan bekasan teduh Ramadhan Atau engkau tak sadar   pergi sedikit menjauh dari semangat  yang kau p...